Selamat Dataaaaaang

Selamat Dataaaaaaang

Selasa, 11 Juni 2013

PERILAKU KONSUMEN PADA SUATU PRODUK


Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.     Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.     Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.     Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.     Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.  Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.     Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.  Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.  Dalam hal ini, terjadi kepuasandan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

Tingkat kepuasan maksimum konsumen dapat dicapai pada waktu konsumen dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Sebgai contoh dibawah ini merupakan Analisa Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Jasa Persewaan Mobil Pada CV. KATALIA RENT CAR
Berdasarkan hasil dari 100 responden, diperoleh perhitungan dengan metode Chi Kuadrat nilai Tabel = 26,29 dengan   = 5% atau 0,05, maka konsumen merasa puas terhadap kualitas pelayanan CV.Katalia Rent Car.c² Hitung = 119,900 lebih besar dari nilai cBerdasarkan hasil dari 100 responden, diperoleh perhitungan dengan metode Chi Kuadrat nilai
Sedangkan hasil perhitungan dengan Skala Likert dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen menyatakan puas terhadap lima (5) dimensi kualitas pelayanan, yaitu: Kehandalan, Daya Tanggap, Kepastian, Empati dan Berwujud.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa CV. Katalia Rent Car telah berhasil membuat para konsumennya merasa puas terhadap seluruh kualitas pelayanan yang diberikan oleh CV. Katalia Rent Car
Saran.
CV. Katalia Rent Car sebaiknya meningkatkan pelayanan kepada konsumen khususnya dalam hal kesiagapan dalam pelayanan, ketepatan dalam melayani sesuai dengan keinginan pelanggan, keramahan dan kesopanan dalam melayani pelanggan dan pengetahuan dan wawasan yang baik yang dimiliki karyawan sehingga dapat memberikan kepuasan konsumen yang maksimal dan keuntungan bagi CV. Katalia Rent Car.

Sabtu, 08 Juni 2013

PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

 


            Komunikasi adalah satu hal yang penting dalam kehidupan. Dengan berkomunikasi kita bisaling berinteraksi antara manusia atau kelompok atau masyarakat. Berkomunikasi menyebabkan manusia bisa bersosialisasi untuk saling membutuhkan atau dibutuhkan. Sebelum kita membhas lebih jauh peran komunikasi dalam organisasi sebaiknya kita tahu terlebih dahulu apa itu komunikasi dan organisasi.

   A.    Pengertian Komunikasi dan organisasi.
·         Komunikasi berasal dari bahasa latin communication, yang artinya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Salah satu tujuan komunikasi adalah mengubah sikap dan perilaku seseorang ataupun sekelompok orang sebagaimana yang dikehendaki komunikator,agar isi pesan yang disampaikan dapat dimengerti, diyakini serta pada tahap selanjutnya.
·         Organisasi adalah sekelompok masyarakat kecil yang saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
·         Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi untuk mencapai tujuan( Wiryanto,  2005)

   B.     Peran Komunikasi dalam Organisasi
Peran Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi di suatu organisasiyang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yangserasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214).Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahalkomunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada duaalasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsimanajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana paramanejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasimemungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harusdikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukankomunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan Teori Organisasi Umum 
mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuankelompo dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.Sebahagian besar waktu seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb. Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan laporan-laporan.

   C.    Model Dalam Berkomunikasi
1.      Model Komunikasi Linier
One way communication, dalam model ini komunikator memberi suatu stimuli & komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa  mengadakan seleksi & interpretasi. Komunikasi bersifat monolog
2.      Model Komunikasi Interaksiona
Sebagai kelanjutan dari model pertama, pd tahap ini sudah terjadi feedback.
Komunikasi yg berlangsung bersifat dua arah & ada dialog.
Tiap partisipan memiliki peran ganda, satu saat bertindak sbg komunikator, pd saat yg lain sbg komunikan
3.      Model Komunikasi Transaksional
Komunikasi  dipahami dlm konteks hubungan antara dua orang atau lebih.
Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif.
Tidak ada satupun yg tidak dapat dikomunikasikan.
  
   D.    Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
1.      Fungsi Informatif
  •     Organisasi dapat dipandang sbg suatu sistem pemrosesan informasi (information processing       system).
  •    Seluruh anggota dalam organisasi berharap akan dpt informasi yg lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu
  •    Informasi yg didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dpt melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
2.      Fungsi Regulatif
   •      Berkaitan dengan peraturan-peraturan yg berlaku dalam suatu organisasi
   •     Atasan atau orang-orang dlm jajaran struktural memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi   yg disampaikan
3.      Fungsi Persuasif
   ·     Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai      dengan yg diharapkan. 
   ·   Banyak pimpinan lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah
4.      Fungsi Integratif
   ·    Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas & pekerjaan dengan baik.
   ·    Pelaksanaan komunikasi ini dapat menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yg lebih besar dlm diri karyawan terhadap organisasinya
  
   E.     Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sbg seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi, yang digunakan dlm suatu situasi tertentu (a specialized set of interpersonal behaviors that are used in a given situation. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yg dipakai untuk mendapat respon atau tanggapan tertentu dlm situasi yang tertentu pula.
1.      The Controlling Style
·               Gaya komunikasi bersifat mengendalikan, ditandai dengan adanya satu kehendak untuk membatasi, memaksa & mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
·               Lebih memusatkan perhatian pada pengiriman pesan, tidak ada/tidak mengharapkan umpan balik
2.         The Equalitarian Style
·               Aspek penting gaya komunikasi ini adalah adanya landasan kesamaan, dan two way traffic of communication
·               Komunikasi dilakukan secara terbuka, mengungkapkan gagasan secara rileks, santai dan informal.
·               Memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, efektif dalam memelihara empati & kerjasama.
3.         The Structuring Style
·               Memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yg harus dilaksanakan, penjadwalan tugas & pekerjaan serta struktur organisasi.
4.         The Dynamic Style
·               Gaya komunikasi dinamis memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action oriented)
5.         The Relingushing Style
·               Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat atau gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah.
6.         The Withdrawal Style
·               Gaya ini tidak layak dipakai dalam komunikasi organisasi.
·               Akibat yg muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak KOMUNIKASI.
·               Dalam deskripsi konkret adalah, saat seseorang mengatakan : “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini !”. Pernyataan ini bermakna bahwa seseorang  mencoba melepas diri dari tanggung jawab, tapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain.